Nama : Ani
Jenis
Kelamin : perempuan
Usia
: 2 tahun 6 bulan
BB
: 5kg
PB/TB
: 74 cm
Kondisi
umum : Lemah, sesak,
Riwayat : Malas makan, Kondisi
ekonomi Orang Tua kurang
ASSASMENT:
a. Antropometri
BB: 5 kg
PB/TB: 74 cm
BB/U : < -3 SD normal
: 12.7 kg
TB/U : < - 3 SD normal : 90.7
cm
BB/TB: <-3 SD (gizi buruk) normal : 9.0 kg
b.
Biokimia
: -
c. Klinis
: Lemah dan sesak
d. Dietary
history : Malas makan
e. Riwayat
personal : Kondisi ekonomi Orang Tua kurang
Perhitungan
Kebutuhan AN
1. Tahap Stabilisasi
Pemberian 1-2 hari
Energi = 80 –
100 kkal/ kg BB / hr
= 5 kg x 100 gr = 500 kkal
Protein = 1 –
1,5 gr/kgBB/hr
= 5 kg x 1,5 gr = 7.5 gram
Cara
pemberian setiap 3 jam ( 8 kali) : @81.25 ml
2.
Tahap
Transisi
Pemberian 3-7 hari
Target Kenaikan Berat Badan : 0,5 kg / Minggu
Energi = 100 –
150 kkal/ kg BB/ hr
= 5.5 kg x 120 kkal = 660 kkal
Protein = 2 - 3
gr/kgBB/hr
=
5.5 kg x 2,5 gram = 13.75 gr
Cara pemberian setiap Setiap 4 jam
(6x makan) : @137.5 ml
3. Tahap Rehabilitasi
Pemberian 2 – 4 minggu
Target Kenaikan Berat Badan : 2 kg / bulan
Energi = 150 –
220 kkal/ kg BB/ hr
= 7.5 kg x 150 = 1125 kkal
Protein = 4 - 6 gr/kgBB/hr
= 7.5 kg x 5 gr = 37.5 gr
DIAGNOSIS
a. Domain
Asupan: NI.5.2 Adanya KEP berkaitan dengan kurangnya asupan makan ditandai
dengan BB/TB : <-3 SD (Gizi Buruk)
b. Domain
Klinis : NC.3.1 Berat badan kurang
berkaitan dengan malas makan ditandai dengan BB/TB : <-3 SD (Gizi Buruk)
c. Domain
Lingkungan : NB.3.2 Akses Makanan terbatas berkaitan dengan asupan makan yang
kurang ditandai dengan kondisi ekonomi Orang Tua Kurang.
INTERVENSI
Tujuan intervensi :
1. Meningkatkan
Asupan untuk Menaikkan Berat Badan
2.
Memperbaiki pola makan secara bertahap
3.
Menstabilkan
status metabolik tubuh dan kondisi klinis anak
4.
Memberikan
makanan yang adekuat untuk tumbuh kejar
5.
Memberikan edukasi kepada orang tua
6.
Memberikan rujukan ke puskesmas untuk
diberikan PMT
Tata laksana diet
|
Fase stabilisasi
|
Fase transisi
|
Fase rehabilitasi
|
Gambaran
|
Fase saat kondisi klinis dan metabolisme
anak belum stabil. Untuk menstabilkannya umumnya diperlukan waktu 1-2 hari,
mungkin lebih bila keadaan anak terlalu buruk atau ada komplikasi berat.
Refeeding syndrome mungkin terjadi karena pemberian makanan yang agresif.
|
Fase pada saat perpindahan pemberian
makan tidak membuat kondisi anak bermasalah, biasanya memerlukan waktu antara
3-7 hari.
|
Umumnya nafsu makan anak sudah kemabli
dan asupan makanan sepenuhnya secara oral. Bila anak belum dapat mengkonsumsi
makanan sepenuhnya oral maka dapat dgunakan NGT. Fase rehabilitasi biasanya
berlangsung selama 2-4 minggu sampai BB/TB mencapai -2SD.
|
Tujuan
|
Diet yang diberikan ditujukan untuk
menstabilkan status metabolik tubuh dan kondisi klinis anak.
|
Memberikan kesempatan tubuh untuk
beradaptasi terhadapt pemberian energi dan protein yang semakin meningkat
guna mempersiapkan anak ke fase rahabilitasi.
|
1.
Memberikan makanan yang adekuat.
2.
Memotivasi anak agar dapat menghabiskan porsinya.
3.
Memotivasi ibu agar dapat tetap memberikan ASI.
4.
Mempersiapkan ibu atau pengasuh untuk perawatan
rumah.
|
Syarat
|
1.
Energi 80-100 kkal/kgBB/h.BB yang digunakan untuk
perhitungan adalah BB aktual hari itu
2.
Protein 1-1,5 gram/kgBB/hari, 4-7,5% total energi
per hari. Diutamakan protein hewani, misalnya susu, daging ayam atau telur.
3.
Cairan 130ml/kgBB/h, 100ml/KgBB/h bila ada edema
berat
4.
Rendah laktosa
5.
Minimal mix 20ml (8g)/1000ml formula
|
1.
Energi 100-150 kkal/kgBB/h.BB yang digunakan untuk
perhitungan adalah BB aktual hari itu.
2.
Protein 2-3 gram/KkgBB/h
3.
Cairan sampai 150ml/kgBB/h
4.
Mineral mix 20ml (8 g)/1000 ml formula.
|
1.
Energi 150-220 kkal/kgBB/h.BB yang digunakan untuk
perhitungan adalah BB aktual hari itu.
2.
Protein 4-6 gram/KkgBB/h
3.
Cairan 150-200 ml/kgBB/h atau lebih sesuai kebutuhan
energi.
4.
Mineral mix 20ml (8 g)/1000 ml formula.
|
Cara pemberian
|
1.
Untuk menghindari hipoglikemi dan beban saluran
cerna, hati serta ginjal, maka pemberian makanan dilakukan dengan lebih
sering dan jumlah sedikit. Pada fase ini makanan diberikan setiap 2 jam (12
kali) atau setiap 3 jam (8 kali) dalam 24 jam. Bila anak mampu menghabiskan
porsi yang diberikan maka makanan dapat diberikan setiap 4 jam (6 kali).
2.
Bila masih mendapat ASI, dapat diberikan setelah
pemberian formula khusus.
|
1.
Pemberian makanan dengan frekuensi sering dan porsi
kecil, diberikan setiap 4 jam sekali.
2.
Pada 48 jam pertama (2 hari) volume yang diberikan
masih sama dengan volume F-75 terakhir
pada fase stabilisasi.
3.
Selanjutnya pada hari ke 3 transisi volume F-100
ditambah setiap hari sampai mencapai 150ml/kgBB/h (=150ml/kgBB/h volume
minimum pada tabel F-100).
4.
Bila volume ini sudah tercapai dan anak mampu
menghabiskan porsinya berarti fase transisi selesai dan anak masuk ke fase
rehabilitasi.
5.
Asi tetap diberikan setalah anak menghabiskan porsi
makannya.
|
1.
Berikan F-100 dengan volumenya ditambah setiap hari
sampai anak tidak mampu menghabiskan porsinya tetapi tidak melebihi volume
maksimum F-100. Total volume yang F-100/hari tersebut merupakan energi total
yang dibutuhkan anak untuk
tumbuh-kembang yang digunbakan untuk pemberian makanan selanjutnya.
2.
Berdasarkan energi total tersebut maka anak secara
bertahap dapat diberi makanan yang sesuai BB-nya F-100 makin dikurangi,
makanan padat ditambah):
<7kg:F-100+makanan bayi
>7kg:F-100+makanan anak.
3. ASI tetap diberikan setelah anak menghabiskan
porsi makannya.
|
Macam diet
|
F-75, F-75 Modifikasi I-II
|
F-100 atau modifikasinya
|
F-100 atau formula komersial yang
memenuhi syarat.
|
Cara pemesanan
|
Makanan cair F-75, F-75 modifikasi
I/II/III...ml...kali
|
Makanan cair F-100,atau formula komersial
lain yang memenuhi syarat,...ml...kali
|
Makanan cair F-100 atau formula
komersial yang memenuhi syarat,...ml...kali
Makanan bayi :...
Makanan anak:...
|
Edukasi dan konseling
|
1.
Melibatkan Ibu
dalam pemberian makanan.
2.
Cara memberi makan yang baik dan higienis.
3.
Hampir semua anak yang gizi buruk mempunyai nafsu
makan yang rendah saat masuk rumah sakit, sehingga dibutuhkan kesabaran dan
bujukan untuk menghabiskan makanannya.
4.
Gunakan cangkir dan sendok, jangan gunakan botol
susu, meskipun untuk bayi.
5.
Gunakan pipet tetes atau syringe bagi anak yang
sangat lemah.
6.
Minta ibu untuk memangku anaknya elama pemberian
makanan, karena posisi itu yang aman.
7.
Jangan pernah meninggalkan anak sendirian saat anak
makan ditempat tidur.
|
1.
Melibatkan ibu dalam pemberian makanan.
2.
Cara memberi makan yang baik dan higienis.
3.
Asi dapat terus diberikan tetapi setelah porsi F-100
dihabiskan.
|
1.
Pertimbangkan kondisi sosial ekonomi pasien.
2.
Cara memberi makan yang baik dan higienis.
3.
Contoh menu untuk dirumah.
4.
Demonstrasikan memasak makanan untuk anak.
5.
ASI dapat terus diberikan tetapi setah porsi
makanannya dihabiskan.
|
MONITORING DAN EVALUASI :
Monitoring
1.
Penilaian daya terima makanan dengan menanyakan
kepada orang tua balita
2.
Pemeriksaan
antopometri dilakukan setiap hari.
3.
Melakukan observasi kepatuhan diet
Evaluasi
1.
Melihat ada tidaknya perbaikan status gizi balita
2.
Melihat ada
tidaknya penambahan berat badan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar